Saat menderita batuk, seringkali kita dihadapkan pada berbagai opini dari keluarga atau teman. Misalnya, jangan minum obat batuk sirup kalau harus bekerja karena bikin ngantuk. Jangan banyak menyantap makanan yang asam, menambah parah batuk. Bila batuk tak sembuh-sembuh jangan-jangan TBC.
Berbagai mitos tersebut tentu ada jawabanya. Dikutip dari Health India, inilah 8 mitos dan faktar seputar batuk yang wajib diketahui.
Berbagai mitos tersebut tentu ada jawabanya. Dikutip dari Health India, inilah 8 mitos dan faktar seputar batuk yang wajib diketahui.
1. Semua Batuk Disebabkan Infeksi
Fakta: tidak benar semua batuk disebabkan infeksi. Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang menderita batuk.
Dr Mandar Kubal, Direktur Infectious Diseases & Pulmonary Care Pvt Ltd mengatakan batuk bisa disebabkan oleh sesuatu yang sederhana seperti virus yang umum terdapat di sekitar manusia, serta infeksi bakteri yang menyebabkan pneumonia. Gastro esophageal reflux disease (GERD) juga bisa menyebabkan batuk kronis, dan pada kasus yang jarang batuk pun bisa terjadi akibat gagal jantung.
2. Setiap Batuk Memerlukan Antibiotik
Fakta: Menurut Dr Mandar Kubal, kebanyakan batuk disebabkan oleh virus sehingga mengonsumsi antibiotik tidak akan banyak membantu. Meskipun ada bakteri yang menyebabkan tenggorokan sakit dan berkaitan dengan batuk, namun mengonsumsi antibiotik tanpa resep akan lebih banyak mudharat ketimbang manfaatnya. Biarkan dokter yang memeriksa Andalah yang memutuskan apakah Anda perlu minum antibiotik atau tidak.
3. Batuk Punya Masa Sendiri
Fakta: Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan. Batuk juga merupakan upaya membersihkan lendir yang disebabkan infeksi atau iritasi. Dalam beberapa kasus, pengobatan rumahan memang bisa meringankan batuk.
Jangan biarkan batuk berlarut-larut karena meyakini batuk punya masa sendiri. Jika batuk terasa begitu menyiksa dan berlangsung dalam waktu lama, cara paling bijaksana adalah dengan mengunjungi dokter.
4. Batuk yang Lama Pasti TBC
Fakta: Tidak setiap batuk adalah tuberkulosis. Dr Gyanshankar Mishra, seorang pulmonologis, menekankan ada penyebab lain batuk kronis seperti pneumonia, penyakit paru kronis atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD), asma, ILD (penyakit paru-paru interstitial), kanker paru-paru, dan lain-lain
5. Sup Hangat Bisa Mengobati Batuk
Fakta: Kebanyakan batuk disebabkan oleh infeksi atau merupakan gejala dari suatu kondisi kesehatan lainnya. Karena itu menurut Dr Mandar, sup atau air hangat mampu melegakan tenggorokan dan mengurangi iritasi tetapi tidak dapat menyembuhkan infeksi.
6. Makan Makanan Asam Dapat Menyebabkan Batuk
Fakta: Dr Mandar menjelaskan tidak ada bukti yang mendukung pendapat bahwa mengonsumsi makanan asam dapat menyebabkan batuk. Meskipun demikian ada kemungkinan makanan asam menimbulkan iritasi ringan di tenggorokan.
Fakta: tidak benar semua batuk disebabkan infeksi. Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang menderita batuk.
Dr Mandar Kubal, Direktur Infectious Diseases & Pulmonary Care Pvt Ltd mengatakan batuk bisa disebabkan oleh sesuatu yang sederhana seperti virus yang umum terdapat di sekitar manusia, serta infeksi bakteri yang menyebabkan pneumonia. Gastro esophageal reflux disease (GERD) juga bisa menyebabkan batuk kronis, dan pada kasus yang jarang batuk pun bisa terjadi akibat gagal jantung.
2. Setiap Batuk Memerlukan Antibiotik
Fakta: Menurut Dr Mandar Kubal, kebanyakan batuk disebabkan oleh virus sehingga mengonsumsi antibiotik tidak akan banyak membantu. Meskipun ada bakteri yang menyebabkan tenggorokan sakit dan berkaitan dengan batuk, namun mengonsumsi antibiotik tanpa resep akan lebih banyak mudharat ketimbang manfaatnya. Biarkan dokter yang memeriksa Andalah yang memutuskan apakah Anda perlu minum antibiotik atau tidak.
3. Batuk Punya Masa Sendiri
Fakta: Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan. Batuk juga merupakan upaya membersihkan lendir yang disebabkan infeksi atau iritasi. Dalam beberapa kasus, pengobatan rumahan memang bisa meringankan batuk.
Jangan biarkan batuk berlarut-larut karena meyakini batuk punya masa sendiri. Jika batuk terasa begitu menyiksa dan berlangsung dalam waktu lama, cara paling bijaksana adalah dengan mengunjungi dokter.
4. Batuk yang Lama Pasti TBC
Fakta: Tidak setiap batuk adalah tuberkulosis. Dr Gyanshankar Mishra, seorang pulmonologis, menekankan ada penyebab lain batuk kronis seperti pneumonia, penyakit paru kronis atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD), asma, ILD (penyakit paru-paru interstitial), kanker paru-paru, dan lain-lain
5. Sup Hangat Bisa Mengobati Batuk
Fakta: Kebanyakan batuk disebabkan oleh infeksi atau merupakan gejala dari suatu kondisi kesehatan lainnya. Karena itu menurut Dr Mandar, sup atau air hangat mampu melegakan tenggorokan dan mengurangi iritasi tetapi tidak dapat menyembuhkan infeksi.
6. Makan Makanan Asam Dapat Menyebabkan Batuk
Fakta: Dr Mandar menjelaskan tidak ada bukti yang mendukung pendapat bahwa mengonsumsi makanan asam dapat menyebabkan batuk. Meskipun demikian ada kemungkinan makanan asam menimbulkan iritasi ringan di tenggorokan.
7. Semua Obat Batuk Sirup Menyebabkan Kantuk
Fakta: Hanya sirup obat batuk yang mengandung bahan aktif seperti antihistamin, termasuk chlorpheniramine-lah yang menyebabkan kantuk. Sedangkan obat batuk berformulasi baru dengan kandungan aktif semacam dextromethorphan tidak menyebabkan kantuk.
8. Semua Obat Batuk Sirup Itu Adiktif
Fakta: Kebanyakan obat batuk tidak adiktif. Meskipun ada beberapa yang mengandung kodein, sehingga memiliki potensi adiktif. Karena itu waspadalah terhadap munculnya gejala kecanduan, terutama pada remaja.
Fakta: Hanya sirup obat batuk yang mengandung bahan aktif seperti antihistamin, termasuk chlorpheniramine-lah yang menyebabkan kantuk. Sedangkan obat batuk berformulasi baru dengan kandungan aktif semacam dextromethorphan tidak menyebabkan kantuk.
8. Semua Obat Batuk Sirup Itu Adiktif
Fakta: Kebanyakan obat batuk tidak adiktif. Meskipun ada beberapa yang mengandung kodein, sehingga memiliki potensi adiktif. Karena itu waspadalah terhadap munculnya gejala kecanduan, terutama pada remaja.
Sumber:
detik
detik
0 comments:
Post a Comment