Desa Piplantri di India punya tradisi unik. Setiap kelahiran bayi perempuan, penduduk menanam 111 pohon. Dan lebih jauh, kita bukan hanya terinspirasi oleh gerakan penghijauan dan menghargai kaum perempuan. Ada banyak lagi yang bisa dipelajari.
Kisahnya berawal oleh rasa berkabung Shyam Sundar Paliwal saat putrinya, Kiran berpulang. Rasa duka ini justru menimbulkan gagasan agar masyarakat lebih menghargai kaum perempuan dan anak-anak, terutama anak perempuan. Di India, kekerasan terhadap kaum perempuan begitu tinggi. Perkosaan, pembunuhan, dan pelecehan lain sering terjadi.
Kisahnya berawal oleh rasa berkabung Shyam Sundar Paliwal saat putrinya, Kiran berpulang. Rasa duka ini justru menimbulkan gagasan agar masyarakat lebih menghargai kaum perempuan dan anak-anak, terutama anak perempuan. Di India, kekerasan terhadap kaum perempuan begitu tinggi. Perkosaan, pembunuhan, dan pelecehan lain sering terjadi.
indiapulse.sulekha.com |
Kekuatiran terhadap pemanasan global sedikit banyak juga memengaruhi kondisi lingkungan di desa Piplantri. Akhirnya, Paliwal pun menggagas agar penduduk desanya menanam 111 pohon setiap bayi perempun dilahirkan. Dengan cara inilah masyarakat bisa tetap menjaga lingkungan tetap hijau. Penanaman pohon juga menjadi simbol agar lebih menghormati kaum perempuan.
"Kami juga membuat para orang tua menandatangani perjanjian, akan menikahkan putri mereka di usia legal, menyekolahkan mereka, serta menjaga pohon yang mereka tanam atas nama putri mereka," papar Paliwal.
Bagi mereka, menanam pohon atas kelahiran sang anak akan sangat bermanfaat bagi masa depan anak-anaknya. Oleh karena itu mereka menanam ratusan pohon buah-buahan. Selain itu, mereka juga mengumpulkan uang bagi si kecil sejumlah $ 380 atau sekitar Rp 3,8 juta.
"Kami juga membuat para orang tua menandatangani perjanjian, akan menikahkan putri mereka di usia legal, menyekolahkan mereka, serta menjaga pohon yang mereka tanam atas nama putri mereka," papar Paliwal.
Bagi mereka, menanam pohon atas kelahiran sang anak akan sangat bermanfaat bagi masa depan anak-anaknya. Oleh karena itu mereka menanam ratusan pohon buah-buahan. Selain itu, mereka juga mengumpulkan uang bagi si kecil sejumlah $ 380 atau sekitar Rp 3,8 juta.
www.ucanindia.in |
Ada 8000 penduduk di desa Piplantri, dan setidaknya 60 bayi perempuan dilahirkan setiap tahun. Tradisi 111 pohon ini sendiri telah berlangsung lebih dari 6 tahun. Artinya, sudah banyak pohon yang ditanam. Tak hanya itu, jumlah pohon semakin bertambah dengan diberlakukannya peraturan lain, yakni menanam 11 pohon setiap ada penduduk yang meninggal.
Patut diketahui, guna menjaga kelangsungan hidup setiap pohon dari penebang liar, masyarakat juga menanam lidah buaya di sekeliling pepohonan yang ada. Bisa dibayangkan, kini begitu banyak tumbuhan tersebut di desa Piplantri. Hal ini mendatangkan peluang baru bagi penduduk.
"Kini penduduk membuat dan memasarkan produk dari hasil olahan lidah buaya," ungkap Paliwal. Ya, tradisi 111 pohon telah mendatangkan banyak manfaat bagi mereka. Apakah Anda terinspirasi membuat gerakan serupa?
Patut diketahui, guna menjaga kelangsungan hidup setiap pohon dari penebang liar, masyarakat juga menanam lidah buaya di sekeliling pepohonan yang ada. Bisa dibayangkan, kini begitu banyak tumbuhan tersebut di desa Piplantri. Hal ini mendatangkan peluang baru bagi penduduk.
"Kini penduduk membuat dan memasarkan produk dari hasil olahan lidah buaya," ungkap Paliwal. Ya, tradisi 111 pohon telah mendatangkan banyak manfaat bagi mereka. Apakah Anda terinspirasi membuat gerakan serupa?
Sumber:
thehindu
thehindu
0 comments:
Post a Comment