Kutu tanah jenis Zorotypus impolitus ternyata memiliki sel kelamin dan perilaku seks yang unik. Ilmuwan mengungkapnya dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Naturwissenschaften edisi Mei 2013.
Romano Dallai dari University of Sinea, Italia, dan rekannya mengungkap bahwa kutu tanah jenis ini hanya menghasilkan satu sperma setiap kali perkawinan. Namun, walau cuma satu, ukuran sperma yang dihasilkan secara relatif tergolong raksasa, setara dengan panjang tubuhnya, yakni sekitar 3 milimeter.
Sperma dibungkus dalam spermatopora. Meski ukuran sperma mencapai 3 mm, spermatopora Z impolitus hanya selebar 0,1 mm. Serangga lain umumnya punya spermatopora selebar 2 milimeter. Spermatopora Z. impolitus merupakan yang terkecil dibandingkan serangga lain.
Dallai dan timnya menaruh koloni Z. impolitus di laboratorium dan mengamati perilaku seks serta sperma dan spermatoporanya. Dari hasil penelitian, mereka menyadari bahwa Z. impolitus berbeda dengan serangga pada umumnya.
Z. impolitus termasuk dalam ordo serangga Zoraptera, golongan kutu tanah yang tanpa alasan jelas juga sering disebut serangga malaikat. Ordo tersebut masuk dalam golongan serangga bersayap (Pterygota).
Pada umumnya, jantan serangga bersayap mentransfer sperma langsung ke saluran kelamin betina. Namun, hal berbeda ditemukan pada Z. impolitus. Fauna spesies ini mentransfer sperma secara eksternal.
Kutu tanah melakukan transfer sperma secara eksternal. "Ini pertama kali kami menemukan transfer sperma secara eksternal di golongan serangga Pterygota. Jantan menaruh sperma di atas tanah dan betina mengambilnya," urai Dallai seperti dikutip New Scientist, Jumat (24/5/2013).
Menurut Dallai, cara Z. impolitus sebenarnya telah ditinggalkan banyak serangga sejak lama. Namun, cara spesies ini mentransfer sperma bisa menjadi representasi dari tahapan evolusi senggama atau kopulasi.
Dallai mengatakan, Z. impolitus sudah lebih maju dari Collembola. Sementara lalat buah jantan lebih maju dari Z. impolitus karena sudah menaruh sperma di alat kelamin betina dengan bagian yang tersisa di luar dimakan oleh betina.
Selain cara transfer sperma, proses kawin Z. impolitus juga unik. Betina memulai dengan mendekati jantan, menggosoknya dengan antenanya. Jika jantan berminat kawin, jantan akan bergerak ke belakang betina, sedikit menari, bergerak maju mundur, menundukkan kepala, dan menggetarkan antena.
Puncak dari proses kawin adalah ketika jantan menyelip di bawah betina untuk beberapa detik dan meletakkan spermatopora di bagian perutnya. Bila diibaratkan manusia, tahapan ini adalah tahap ejakulasi.
Tentang jumlah sperma yang hanya satu dan berukuran raksasa, Dallai menilainya aneh. Pejantan harus berupaya sebaik mungkin untuk sukses membuahi betina. Mengapa tak memproduksi banyak agar jika satu sperma gagal masih ada sperma lain yang akan membuahi?
Namun, di sisi lain, cara Z. impolitus juga masuk akal. Dallai mengatakan, sperma yang besar akan memenuhi saluran reproduksi betina. Dengan demikian, saluran tersumbat, tak ada pejantan lain yang bisa membuahi. Dengan hanya memberi satu sperma pada satu betina, jantan juga memastikan bahwa dirinya masih punya stok untuk betina lain.
Sumber :
sains.kompas.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment